Hello ladies and gentlemen apa
kabar? Everybody feels good? Mantapp kalo gitu. Kita pasti berharap agar
semuanya sehat dan lancar-lancar semua aktifitasnya. Dan hanya satu pintaku
untukmu dan hidupmu, baik-baik sayang ada aku untukmu. *Wali mode ON*
Whatt? Sayang? Emang kamu punya
sayang ya? Bukannya kamu itu jomblo, bro?
Kalo dengar komentar kayak gitu,
rasanya aku ini pengen cepet-cepet nyari tali.
Dan untuk koreksi aja, aku bukan
jomblo tapi single. Beda lho, bagiku single itu kedengarannya lebih elegan
dibanding jomblo. :P
Sepertinya zaman sekarang itu
aneh. Mereka yang memiliki status “single” seperti dikucilkan banget dalam
kehidupan sosial. Seandainya single itu berada dalam kompetisi liga sepak bola,
mereka itu bagaikan sedang berada di posisi juru kunci, di posisi paling bawah
yang bentar lagi bakal terdegradasi.
Yuk mari kita telaah si single
lebih mendalam. Single itu pasti ga punya pacar. Pasti banget itu bro. Nah,
dengan ketidakpunyaan pacar seperti itu dia pasti jarang keluar rumah, biasa
kalo kata orang Papua itu “tra suka bajalan.” Begitu juga saat malam minggu. Dia
palingan cuma jalan ke depan rumah, memperhatikan sekitar kompleks, kalo ada
kawan yang kebetulan nongkrong disitu ya mungkin gabung disitu sambil main
gitar dan nyanyi-nyanyi kayak orang gi**.
Tapi kalo pas gak ada orang
paling ya jalan balik lagi ke dalam rumah dan nyalain TV, itu kalo gak lagi pemadaman
listrik. Di tangan kirinya ada HP yang dia genggam dari tadi dan tangan
kanannya mencet-mencet remot gonta-ganti chanel. Nah, ketika matanya tertuju ke
layar TV itu, sebenarnya pikirannya lagi melayang-layang entah kemana. Kadang dia
berpikir seperti begini “Kapan penderitaanku ini kan berakhir, Tuhan?”
Malam ini ku sendiri tak ada yang menemani
Seperti malam-malam yang sudah-sudah
Malam itu dia hanya sendirian di
dalam rumah pegang-pegang HP sambil nonton TV, sedangkan kucing peliharaannya
di depan rumah duduk berduaan sama kucing tetangga, mereka pegang-pegangan
tangan sambil nonton bintang di langit. Aghhh kehidupan macam apa ini, ya
Tuhan.
Hati ini selalu sepi tak ada yang menghiasi
Seperti cinta ini yang slalu pupus
Karena lagi gak konsentrasi
nonton, sebagus apapun acara di TV pasti jadi gak bagus. Kalo udah gitu pasti
dia matiin TV terus masuk kamar, kadang dia sempatin untuk ngambil beberapa
lembar tisue yang ada di atas meja makan, cuma untuk jaga-jaga aja sapa tau air
matanya menetes gitu. Kemudia dia log-in ke fesbuk, lihat timeline tapi isinya
status sampah 4LaY semua. Kalo ada status yang baginya menarik, pasti di-like
beberapa, ya itung-itung nyumbang jempol lah. Abis itu dia mikir mau nulis
status apa, terus dia ketik status, tapi dihapus lagi dan gak jadi di-posting. Lalu
log-out.
Sekarang ganti masuk ke twitter, disini
kadang galaunya justru makin menjadi-jadi, karena banyak sekali twit-twit yang
dengan frontalnya menyinggung perasaannya. Anjritt lah. Apa lagi kalo udah
masuk pencarian dengan kata kunci #galau. Rasanya pengen cepat-cepat masuk ke
dalam bumi.
“Untuk apa sih aku hidup kalo begini-begini aja?”
“Untuk apa sih aku hidup kalo begini-begini aja?”
Mawar ini semakin layu tak ada yang memiliki
Seperti aku ini semakin pupus
Tapii.. Ternyata ada beberapa
keuntungan untuknya dan lingkungannya ketika dia tidak keluar jalan-jalan pake
motor. Yaps, emang ada baiknya juga kalo malam minggu itu di rumah aja selain
bisa kumpul bareng keluarga, dia juga bisa menghemat biaya transportasi apalagi
harga BBM yang makin hari makin mahal. Terus hal seperti ini bisa juga
mengurangi risiko kecelakaan lalu lintas, keep your safety first. Dan ada lagi
nih, si single ini sudah ikut andil dalam mengurangi polusi udara akibat emisi
karbon.
Tuhan, kirimkanlah aku kekasih yang baik hati
Yang mencintai aku apa adanya...
Save love, save environment
Tidak ada komentar:
Posting Komentar