Jumat, 28 Juni 2013

Lampu Ijo dan Si Buta Warna

Hai jomblo-jomblo yang sedang teraniaya sunyi.. Hai para single yang hatinya udah berdebu.. Hahahaaa.. Peace! *acungkan jari telunjuk dan jari tengah*

Kalo habis nonton OVJ seperti biasa lah, sebelum tidur sempatin diri buat cuci kaki dan tangan serta checking timeline FB, siapa tau ada pemberitahuan. Jam-jam malam gitu biasanya banyak yang curhat di FB. Itulah tandanya kalo orang itu sedang kesepian, meratapi nasib, mewek, butuh kasih sayang lebih dan biasanya akan senang jika statusnya dikomentari, biar ada yang bisa diajak ngobrol.
Hmm sudahlah, karena itu yang biasa kulakukan. Tapi itu sih dulu woeee..!

Pada kesempatan kali ini aku mau ngasih tau aja, kalo haree genee masih banyak orang yang gak ngerti arti “lampu ijo.” Bukan lampu ijo dalam arti yang sesungguhnya, tapi yang aku maksud adalah lampu ijo dalam masa PeDeKaTe. Kalo istilah zaman sekarang kayaknya lebih tepat kalo kita bilang “KODE” ya.

Udah dikasih kode tapi kamu kok gak peka sih?

Yah itu adalah contoh pemakaian kata “kode” pada kalimat yang benar. Kemudian “peka” adalah reaksi yang dihasilkan oleh proses pemberian kode tersebut. “Peka” bersifat positif, sedangkan untuk merubahnya menjadi negatif, kita tinggal menabahkan imbuhan “gak” di awal kata “peka.” Jadi kalimat di atas menunjukan kalau reaksi yang dihasilkan adalah negatif. And you know what is the result of something negtive? Pasti “nyesek” kalo nggak ya “ngenes.” Kemudian itu bisa mengakibatkan mewek berkepanjangan. :’(

Peka: (n) kemampuan seseorang dalam menerjemahkan suatu keadaan tanpa harus mengucapkan. (sumber: kamus galau)



Oke, itu sedikit penjabaranku mengenai hukum aksi-reaksi. Dan ini akan aku berikan lagi contoh dampak negatif jika lampu udah nyala warna ijo tapi kita buta warna.

Yang pertama, kita akan dinilai seperti orang yang tinggal di daerah kutub.
  
Yang kedua, kita seperti orang pingsan yang tak kunjung sadar.

Contoh yang terakhir, kita bisa menjadi inspirator buat para penulis yang sedang mencari ide menulisnya. Gimana enggak, karena kita, dia bisa nulis cerpen kok. Nih liat ndiri kalo gak percaya.


Mungkin kita bisa mengambil sebuah kesimpulan, yaitu seburuk-buruknya orang jatuh cinta adalah jatuh cinta sendirian. :(


Kuingin kautahu diriku disini menanti dirimu. Tapi kau belum menyadarinya.

Proud to be a jomblo single,

Rabu, 19 Juni 2013

What WIll Be, Will Be

Hi guys, pada postingan kali ini aku mau menulis lagu, maksudku membahas lagu. Jadi ceritanya aku lagi teringat dengan lagu anak-anak. Dan ternyata lagu anak-anak zaman dulu juga ada galaunya loh. Gak percaya? Let’s see.

Bayangin aja, masa kehilangan sebuah balon berwarna hijau aja hatinya langsung kacau, hancur berantakan, galau? Harusnya kan gak usah segitunya. Lagi pula ya, zaman dulu itu harga sebuah balon paling cuma Rp. 100,- kan bisa beli lagi. Kalo gak mau beli juga kan masih ada sisanya tuh, masa gak cukup sih buat mainan. Hmm.

Terus kan balonnya tinggal empat tuh. Eh udah gitu dipegangnya erat-erat banget. Secara tidak langsung itu menunjukan kalo anak-anak zaman dulu itu bersifat posesif. Tapi sudahlah, penilaian itu kan relatif, jadi terserah kalian mau nge-blame lagu itu apa nggak. Okesipp..

Yang ini beda, tadi aku lihat di salah satu stasiun TV ada yang mutar lagu anak-anak. Aku perhatiin aja, aku pasang kuping baik-baik dan do you know what? Lagunya is so simple tapi menyentuh banget, bro. judulnya “Que Sera Sera” dan pasti banyak yang bingung karena gak tahu bahasa apa itu. Tapi tenang, lagunya berbahasa inggris kok. Nih aku kasih liriknya.

When I was just a little girl
I asked my mother “What will I be?
Will I be pretty? Will I be rich?”
Here’s what she said to me

Que sera, sera
Whatever will be, will be
The future’s not ours to see
Que sera, sera
What will be, will be

When I was just a little boy
I asked my mother “What will I be?
Will I be handsome? Will I be rich?”
Here’s what she said to me

Que sera, sera
Whatever will be, will be
The future’s not ours to see
Que sera, sera
What will be, will be

Silakan dirimu, dirimu dan dirimu download ndiri ya. Nanti kalo search di google itu udah banyak banget versi lagunya, jadi cari aja yang Children version. Oke?

Jadi lagu Que Sera Sera ini menceritakan anak-anak yang masih sangat lugu bertanya pada ibunya, mau jadi apa jika mereka dewasa nanti. Akan jadi putri yang cantik? Pangeran yang tampan? Atau jadi orang kaya?

Dan sang ibu menjawab dengan bijaksananya, biarlah masa dapan mengalir dengan sendirinya. Kita tidak tahu akan jadi apa, kita tidak bisa menentukannya, kita hanya bisa meraihnya. Jadi tak ada yang perlu dikhawatirkan. Yang akan terjadi, biarlah terjadi.



Ada lagi motivasi yang tersirat dalam lagu ini. kalau lihat videonya, yang menyanyi adalah anak-anak yang cacat fisik. Jadi mereka aja bisa, kita seharusnya lebih bersemangat lagi. Dan selalu bersyukur dengan semua yang telah kita miliki. This song is totally inspiring, guys.


 


Minggu, 16 Juni 2013

Kalah Sama Kucing

Hello ladies and gentlemen apa kabar? Everybody feels good? Mantapp kalo gitu. Kita pasti berharap agar semuanya sehat dan lancar-lancar semua aktifitasnya. Dan hanya satu pintaku untukmu dan hidupmu, baik-baik sayang ada aku untukmu. *Wali mode ON*
Whatt? Sayang? Emang kamu punya sayang ya? Bukannya kamu itu jomblo, bro?
Kalo dengar komentar kayak gitu, rasanya aku ini pengen cepet-cepet nyari tali.
Dan untuk koreksi aja, aku bukan jomblo tapi single. Beda lho, bagiku single itu kedengarannya lebih elegan dibanding jomblo. :P

Sepertinya zaman sekarang itu aneh. Mereka yang memiliki status “single” seperti dikucilkan banget dalam kehidupan sosial. Seandainya single itu berada dalam kompetisi liga sepak bola, mereka itu bagaikan sedang berada di posisi juru kunci, di posisi paling bawah yang bentar lagi bakal terdegradasi.

Yuk mari kita telaah si single lebih mendalam. Single itu pasti ga punya pacar. Pasti banget itu bro. Nah, dengan ketidakpunyaan pacar seperti itu dia pasti jarang keluar rumah, biasa kalo kata orang Papua itu “tra suka bajalan.” Begitu juga saat malam minggu. Dia palingan cuma jalan ke depan rumah, memperhatikan sekitar kompleks, kalo ada kawan yang kebetulan nongkrong disitu ya mungkin gabung disitu sambil main gitar dan nyanyi-nyanyi kayak orang gi**.

Tapi kalo pas gak ada orang paling ya jalan balik lagi ke dalam rumah dan nyalain TV, itu kalo gak lagi pemadaman listrik. Di tangan kirinya ada HP yang dia genggam dari tadi dan tangan kanannya mencet-mencet remot gonta-ganti chanel. Nah, ketika matanya tertuju ke layar TV itu, sebenarnya pikirannya lagi melayang-layang entah kemana. Kadang dia berpikir seperti begini “Kapan penderitaanku ini kan berakhir, Tuhan?”

Malam ini ku sendiri tak ada yang menemani
Seperti malam-malam yang sudah-sudah

Malam itu dia hanya sendirian di dalam rumah pegang-pegang HP sambil nonton TV, sedangkan kucing peliharaannya di depan rumah duduk berduaan sama kucing tetangga, mereka pegang-pegangan tangan sambil nonton bintang di langit. Aghhh kehidupan macam apa ini, ya Tuhan.

Hati ini selalu sepi tak ada yang menghiasi
Seperti cinta ini yang slalu pupus

Karena lagi gak konsentrasi nonton, sebagus apapun acara di TV pasti jadi gak bagus. Kalo udah gitu pasti dia matiin TV terus masuk kamar, kadang dia sempatin untuk ngambil beberapa lembar tisue yang ada di atas meja makan, cuma untuk jaga-jaga aja sapa tau air matanya menetes gitu. Kemudia dia log-in ke fesbuk, lihat timeline tapi isinya status sampah 4LaY semua. Kalo ada status yang baginya menarik, pasti di-like beberapa, ya itung-itung nyumbang jempol lah. Abis itu dia mikir mau nulis status apa, terus dia ketik status, tapi dihapus lagi dan gak jadi di-posting. Lalu log-out.

Sekarang ganti masuk ke twitter, disini kadang galaunya justru makin menjadi-jadi, karena banyak sekali twit-twit yang dengan frontalnya menyinggung perasaannya. Anjritt lah. Apa lagi kalo udah masuk pencarian dengan kata kunci #galau. Rasanya pengen cepat-cepat masuk ke dalam bumi.
Untuk apa sih aku hidup kalo begini-begini aja?

Mawar ini semakin layu tak ada yang memiliki
Seperti aku ini semakin pupus

Tapii.. Ternyata ada beberapa keuntungan untuknya dan lingkungannya ketika dia tidak keluar jalan-jalan pake motor. Yaps, emang ada baiknya juga kalo malam minggu itu di rumah aja selain bisa kumpul bareng keluarga, dia juga bisa menghemat biaya transportasi apalagi harga BBM yang makin hari makin mahal. Terus hal seperti ini bisa juga mengurangi risiko kecelakaan lalu lintas, keep your safety first. Dan ada lagi nih, si single ini sudah ikut andil dalam mengurangi polusi udara akibat emisi karbon.



Tuhan, kirimkanlah aku kekasih yang baik hati
Yang mencintai aku apa adanya...




Save love, save environment