Seperti layaknya anak-anak seusiaku dulu, sekitar tahun 1995
waktu aku belum sekolah, kerjaannya ya cuma main. Pagi-pagi bangun tidur
langsung main, gak pake mandi pokoknya. Habis main pulang sebentar, makan,
nonton TV kemudian main lagi. Mainnya cuma dengan teman-teman di sekitar
rumahku. Dulu aku dan kedua orang tuaku masih tinggal di rumah nenekku, Jl.
Cendrawasih Kelurahan Klamalu SP 1 Kabupaten Sorong.
Aku punya teman yang akrab banget. Sampai sekarang pun masih
akrab walaupun sudah jarang ketemu karena kesibukan kami masing-masing. Namanya
Muhammad Ghufron Jamil, biasa dipanggil Jamil. Sekarang dia sedang meneruskan
sekolahnya di Universitas Victoty Sorong. Dulu kami selalu bermain bareng. Zaman
julu sih mainannya gak seperti anak sekarang. Kami dulu mainnya paling-paling cuma
kejar-kejaran, sembunyi-sembunyian (bahasa kerennya petak umpet), meinan
kelereng, karet, pokoknya macem-macem deh.
“Ingin rasanya untuk bisa kembali ke masa kecilku dulu. Tiada
sedih dan galau, yang ada hanya gembira dan keriangan”.
Pada masa itu keluargaku termasuk keluarga yang sangat
pas-pasan, bahkan bisa dibilang kurang mampu. Bapakku kerjanya cuma ikut-ikut
proyek saja sedangkan mamaku hanya di rumah. Untuk menambah kebutuhan
sehari-hari, mamaku kadang bikin keripik singkong yang kemudian dititipkan ke
kiosnya Bu Deda. Lumayan lah bisa buat tambah-tambah. Itu membuat mainanku gak
ada yang keren, paling banter ya cuma mobil-mobilan yang ditarik pakai tali.
Tapi aku bangga. Bangga banget sama mereka. Dalam kondisi
seperti itu mereka mampu merawatku. Bahkan sampai sekarang ini aku masih sangat
bergantung pada mereka. Belum bisa rasanya aku lepas dari mereka. Mereka selalu
berusaha untuk memenuhi permintaan dan segala kebutuhanku, walau terkadang
harus pinjam sana-sini. Tapi aku gak pernah minta yang aneh-aneh lho..
Thanks mum, thanks dad for every single thing you have done
for me. For giving me all I wanted and for saving me till today. You are my everything.