Selasa, 26 Maret 2013

Merindukan Masa Kecil

Seperti layaknya anak-anak seusiaku dulu, sekitar tahun 1995 waktu aku belum sekolah, kerjaannya ya cuma main. Pagi-pagi bangun tidur langsung main, gak pake mandi pokoknya. Habis main pulang sebentar, makan, nonton TV kemudian main lagi. Mainnya cuma dengan teman-teman di sekitar rumahku. Dulu aku dan kedua orang tuaku masih tinggal di rumah nenekku, Jl. Cendrawasih Kelurahan Klamalu SP 1 Kabupaten Sorong.


Aku punya teman yang akrab banget. Sampai sekarang pun masih akrab walaupun sudah jarang ketemu karena kesibukan kami masing-masing. Namanya Muhammad Ghufron Jamil, biasa dipanggil Jamil. Sekarang dia sedang meneruskan sekolahnya di Universitas Victoty Sorong. Dulu kami selalu bermain bareng. Zaman julu sih mainannya gak seperti anak sekarang. Kami dulu mainnya paling-paling cuma kejar-kejaran, sembunyi-sembunyian (bahasa kerennya petak umpet), meinan kelereng, karet, pokoknya macem-macem deh.


“Ingin rasanya untuk bisa kembali ke masa kecilku dulu. Tiada sedih dan galau, yang ada hanya gembira dan keriangan”.


Pada masa itu keluargaku termasuk keluarga yang sangat pas-pasan, bahkan bisa dibilang kurang mampu. Bapakku kerjanya cuma ikut-ikut proyek saja sedangkan mamaku hanya di rumah. Untuk menambah kebutuhan sehari-hari, mamaku kadang bikin keripik singkong yang kemudian dititipkan ke kiosnya Bu Deda. Lumayan lah bisa buat tambah-tambah. Itu membuat mainanku gak ada yang keren, paling banter ya cuma mobil-mobilan yang ditarik pakai tali.

Tapi aku bangga. Bangga banget sama mereka. Dalam kondisi seperti itu mereka mampu merawatku. Bahkan sampai sekarang ini aku masih sangat bergantung pada mereka. Belum bisa rasanya aku lepas dari mereka. Mereka selalu berusaha untuk memenuhi permintaan dan segala kebutuhanku, walau terkadang harus pinjam sana-sini. Tapi aku gak pernah minta yang aneh-aneh lho..


Thanks mum, thanks dad for every single thing you have done for me. For giving me all I wanted and for saving me till today. You are my everything.

Minggu, 24 Maret 2013

Namaku Les

Les, pulang dulu.. Sudah sore, mandi dulu sana... 


Itu adalah yang biasa diteriakan oleh mamaku tiap sore. “Les” adalah nama kecilku, walaupun sampai sekarang masih ada yang memanggilku dengan sebutan itu. Gak tau kenapa, tapi mungkin itu berasal dari kata LASER. Yaps, LASER menjadi  LAS terus berubah lagi jadi LES.


LASER?? What is that, bro??
Let me explain. LASER itu namaku, lebih tepatnya yaitu nama tengahku. Lengkapnya  ABDI LASER TIMUR. Keren kann... hahaha. Tapi kalau ditanya apa artinya, weitss aku juga gak ngerti bro. Ntar konfirmasi aja deh sama bapakku. Yang ngasih nama kan bapakku. Ehehehe..

Dalam dialog antara Romeo dan Juliet muncul sebuah ungkapan yang sampai sekarang sering kita dengar "What is a name?" atau bahasa Papuanya "Apalah arti sebuah nama?"
Pada umumnya nama seseorang yang diberikan oleh orang tua pada anaknya merupakan sebuah pengharapan. Setidaknya dengan nama itu, perjalanan hidup anaknya akan sesuai sebagaimana makna dari nama tersebut.

Yah,, walaupun aku belum dapet konfirmasi dari arti namaku ini, mudah-mudahan ini bakal menjadi yang terbaik untukku.

Anyway, thanks Dad for this good name. :)